Profil Desa Bantarsari
Ketahui informasi secara rinci Desa Bantarsari mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Bantarsari, pusat pemerintahan dan ekonomi Kecamatan Bantarsari, Cilacap. Mengupas perannya sebagai jantung perdagangan, sejarahnya, tantangan banjir yang berulang, dan dinamika pemerintahan di bawah kepemimpinan Kepala Desa Wagino, S.E.
-
Pusat Administratif dan Ekonomi
Merupakan ibu kota Kecamatan Bantarsari, menjadi lokasi kantor pemerintahan kunci dan Pasar Mandiri yang menjadi motor penggerak ekonomi utama bagi wilayah sekitarnya.
-
Resiliensi Terhadap Bencana
Memiliki sejarah panjang dalam menghadapi dan beradaptasi dengan bencana banjir yang kerap melanda, membentuk karakter masyarakat yang tangguh dan sigap.
-
Pemerintahan Terstruktur
Mempunyai tata kelola desa yang transparan dan aktif, dengan struktur pemerintahan yang jelas dan rutin mempublikasikan rencana serta realisasi anggaran kepada masyarakat.

Desa Bantarsari bukan sekadar nama dalam peta administrasi Kecamatan Bantarsari, Kabupaten Cilacap. Ia merupakan pusat dari segala aktivitas, tempat di mana roda pemerintahan berputar dan transaksi ekonomi bertemu. Sebagai ibu kota kecamatan, Desa Bantarsari memegang peran vital sebagai pusat layanan publik, simpul perdagangan, sekaligus cerminan dinamika sosial masyarakatnya. Berada di jalur strategis, desa ini menyajikan potret sebuah komunitas yang hidup, terus bertumbuh di tengah denyut pasar dan tangguh beradaptasi dengan tantangan alam yang datang berulang, terutama ancaman banjir yang telah membentuk sejarah dan karakter warganya.
Sejarah, Lokasi, dan Tata Pemerintahan
Menurut catatan sejarah yang dilansir pemerintah desa, nama Bantarsari memiliki makna filosofis yang dalam. Nama ini merupakan gabungan dari dua kata, yakni "Bantar" dan "Sari". Kata Bantar atau Bantaran merujuk pada tepian sungai atau tanggul, sementara Sari berarti inti, pati, atau keindahan. Secara harfiah, Bantarsari dapat dimaknai sebagai inti dari sebuah kawasan tepian sungai yang indah, sebuah nama yang mencerminkan kondisi geografisnya di masa lalu.
Secara geografis, Desa Bantarsari menempati lahan seluas 4,88 kilometer persegi atau sekitar 488 hektar. Lokasinya yang strategis menjadikannya pusat pemerintahan kecamatan. Kantor Camat Bantarsari, Markas Kepolisian Sektor (Polsek) Bantarsari, dan Markas Komando Rayon Militer (Koramil) berdiri di wilayah desa ini, menjadikannya pusat koordinasi keamanan dan pelayanan administrasi bagi desa-desa lain di sekitarnya.
Pemerintahan desa saat ini dipimpin oleh Kepala Desa Wagino, S.E., yang dibantu oleh jajaran perangkat desa, termasuk Sekretaris Desa Sugiarto, S.A.P., beserta para kepala urusan (Kaur) dan kepala seksi (Kasi). Struktur pemerintahannya terorganisir dengan baik, membawahi 4 dusun (kerajan), 8 Rukun Warga (RW), dan 45 Rukun Tetangga (RT). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, jumlah penduduk Desa Bantarsari tercatat sebanyak 8.111 jiwa. Pemerintah Desa Bantarsari juga menunjukkan komitmen pada transparansi, salah satunya dengan mempublikasikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) secara terbuka kepada publik, seperti yang terlihat pada laporan APBDes 2024 yang dapat diakses oleh masyarakat.
Pusat Perdagangan dan Dinamika Ekonomi
Berbeda dengan desa-desa lain di sekitarnya yang bertumpu pada sektor pertanian lahan basah atau perkebunan, kekuatan utama ekonomi Desa Bantarsari terletak pada sektor perdagangan dan jasa. Posisi sebagai ibu kota kecamatan menjadikan desa ini sebagai lokasi ideal bagi pusat aktivitas ekonomi. Jantung dari kegiatan ekonomi ini yaitu Pasar Mandiri Bantarsari.
Pasar ini tidak hanya melayani kebutuhan harian warga Desa Bantarsari, tetapi juga menjadi tujuan utama bagi warga dari desa-desa tetangga untuk menjual hasil bumi dan membeli kebutuhan pokok. Setiap hari, pasar ini diramaikan oleh ratusan pedagang dan pembeli, menciptakan perputaran uang yang signifikan dan membuka banyak lapangan kerja di sektor informal. Keberadaan pasar ini turut mendorong pertumbuhan usaha pendukung lainnya, seperti warung kelontong, toko-toko, hingga penyedia jasa transportasi. Data BPS mengonfirmasi dominasi sektor ini dengan mencatat keberadaan satu pasar dengan bangunan permanen, puluhan warung kelontong, dan beberapa rumah makan atau restoran di wilayah desa.
Pemerintah, baik di tingkat desa maupun kecamatan, menaruh perhatian besar pada stabilitas pasar ini. Kegiatan seperti pemantauan harga bahan pokok oleh Forkopimcam secara rutin dilakukan untuk menjaga daya beli masyarakat dan mengendalikan inflasi di tingkat lokal. Selain perdagangan, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga mulai menggeliat, banyak di antaranya digerakkan oleh kelompok perempuan melalui kegiatan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang aktif di tingkat desa.
Tantangan Banjir dan Resiliensi Masyarakat
Di balik dinamikanya sebagai pusat pemerintahan dan ekonomi, Desa Bantarsari menyimpan sebuah tantangan besar yang datang hampir setiap tahun: bencana banjir. Letaknya yang berada di dataran rendah dan dilintasi oleh aliran sungai membuatnya sangat rentan terhadap luapan air, terutama saat musim penghujan dengan intensitas tinggi. Dusun Cikerang merupakan salah satu wilayah di Desa Bantarsari yang menjadi langganan banjir paling parah.
Peristiwa banjir besar yang terjadi berulang kali telah terekam kuat dalam ingatan kolektif masyarakat. Setiap kali banjir datang, ratusan rumah terendam, aktivitas warga lumpuh, dan tidak jarang mereka harus mengungsi ke tempat yang lebih aman. Bencana ini tidak hanya menyebabkan kerugian material, tetapi juga mengganggu akses pendidikan anak-anak dan menimbulkan risiko kesehatan.
Salah satu infrastruktur paling vital yang kerap menjadi korban yaitu Jembatan Cikerang. Jembatan gantung ini merupakan satu-satunya akses penghubung bagi ratusan warga di Dusun Cikerang. Kerusakan atau bahkan putusnya jembatan akibat derasnya arus banjir dapat mengisolasi dusun tersebut sepenuhnya. Berita mengenai kerusakan jembatan ini telah berulang kali dimuat di media massa, menyoroti urgensi pembangunan infrastruktur yang lebih tahan bencana.
Namun dari tantangan inilah lahir sebuah kekuatan. Masyarakat Desa Bantarsari telah mengembangkan tingkat resiliensi yang tinggi. Semangat gotong royong dan solidaritas sosial menjadi modal utama dalam menghadapi bencana. Setiap kali banjir melanda, warga, relawan, dan aparat pemerintah dari BPBD, TNI, serta Polri bahu-membahu melakukan evakuasi, mendirikan dapur umum, dan menyalurkan bantuan. Pengalaman bertahun-tahun ini telah membentuk sebuah sistem respons bencana yang berbasis komunitas, menjadikan mereka lebih sigap dan terorganisir dalam menghadapi ancaman yang sama di masa depan.
Pembangunan Infrastruktur dan Pelayanan Sosial
Sebagai pusat kecamatan, kelengkapan infrastruktur di Desa Bantarsari menjadi prioritas. Jalan-jalan utama di pusat desa umumnya dalam kondisi baik untuk menunjang kelancaran transportasi dan aktivitas ekonomi. Namun, tantangan infrastruktur tetap ada, terutama di wilayah-wilayah yang berbatasan langsung dengan sungai dan rawan terdampak bencana seperti Dusun Cikerang. Usulan pembangunan jembatan permanen dan normalisasi sungai terus disuarakan dalam forum-forum perencanaan pembangunan, seperti Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes).
Di bidang pendidikan, Desa Bantarsari memiliki sarana yang cukup lengkap, mulai dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-kanak (TK), hingga Sekolah Dasar (SD) dan sekolah menengah yang mudah dijangkau. Keberadaan lembaga pendidikan ini memastikan generasi muda desa mendapatkan akses pengetahuan yang layak.
Di sektor kesehatan, layanan Posyandu untuk balita dan lansia berjalan aktif di setiap RW. Kegiatan ini digerakkan oleh para kader PKK yang berdedikasi, bekerja sama dengan Puskesmas Bantarsari. Program seperti pemberian makanan tambahan (PMT) untuk mencegah stunting dan pemeriksaan kesehatan rutin menjadi agenda utama untuk menjaga kualitas kesehatan masyarakat. Keaktifan PKK dan kader Posyandu ini menunjukkan kuatnya partisipasi perempuan dalam pembangunan sosial di tingkat desa.
Wajah Desa di Persimpangan Jalan
Desa Bantarsari, Kecamatan Bantarsari, merupakan sebuah entitas yang kompleks dan multifaset. Di satu sisi, ia ialah wajah kemajuan sebuah kecamatan, dengan pusat pemerintahan yang tertata dan pasar yang ramai sebagai motor penggerak ekonomi. Statusnya sebagai ibu kota kecamatan memberinya keunggulan dalam akses informasi dan pembangunan.
Di sisi lain, desa ini terus berjuang dengan tantangan alam yang nyata. Banjir bukan lagi sekadar peristiwa, melainkan bagian dari siklus kehidupan yang menuntut adaptasi tanpa henti. Kekuatan sejati Desa Bantarsari pada akhirnya tidak hanya terletak pada bangunan kantor atau ramainya pasar, tetapi pada ketangguhan warganya. Kemampuan mereka untuk bangkit, bergotong royong, dan terus menyuarakan aspirasi untuk kehidupan yang lebih baik dan aman merupakan inti dari karakter desa ini. Ke depan, sinergi antara kebijakan pemerintah yang responsif terhadap mitigasi bencana dan ketahanan sosial masyarakat akan menjadi kunci bagi masa depan Desa Bantarsari yang lebih cerah dan berkelanjutan.